Jumat, 26 September 2014

Di Akhir Zaman, Muncul Orang Berwajah Manusia, Berhati Syetan..

“KELAK  akan datang di akhir zaman segolongan manusia, di mana wajah-wajah mereka adalah wajah manusia, namun hati mereka adalah hati syaitan; seperti serigala-serigala buas, tidak sedikit pun di hati mereka rasa belas kasihan. Mereka gemar menumpahkan darah dan tidak berhenti dari (melakukan) kekejian.

“Apabila kamu mengikuti mereka, maka mereka akan memperdaya kamu. Akan tetapi, apabila kamu menghindari mereka, maka mereka akan mencela kamu. Apabila berbicara dengan mereka, mereka akan membohongi kamu. Dan apabila kamu memberinya kepercayaan, mereka akan mengkhianatinya.
“Anak kecil mereka jahil, pemuda mereka licik. Sementara yang tua tidak menyuruh berbuat baik dan melarang yang mungkar. Mereka itu senantiasa membanggakan diri dalam kehinaan. Dan meminta apa yang ada pada mereka berarti kesusahan.

“Orang yang santun di tengah mereka adalah sesat, dan orang yang menyuruh kepada perbuatan ma’ruf malah menjadi tertuduh. Orang beriman di kalangan mereka adalah lemah, sedangkan orang fasiq menjadi mulia. Sunnah di tengah mereka adalah bida’ah, sedangkan bida’ah itu sendiri adalah sunnah. Maka ketika itu mereka dikuasai oleh orang-orang paling jahat di antara mereka. Sedangkan orang pilihan apabila ia menyeru, pasti tidak akan dihiraukan.” [Hadith Riwayat Thabrani- Kitab Al-Mu’jam Al-Kabir]

Mendengar informasi yang mengagetkan itu, para sahabat ingin memperjelas lebih dalam, “Ya Rasulullah, sesudahku nanti adakah orang yang memiliki keistimewaan?”
Rasul menjawab ; “Ya masih ada.”
“Adakah mereka bertemu denganmu?” tanya para sahabat lagi.
Rasul menjawab, “Mereka sudah tidak bertemu lagi denganku.”
“Ya Rasulullah , masih adakah wahyu yang diturunkan kepada mereka?” tanya para sahabat.
Rasulullah menjawab lagi, “Sudah tidak ada lagi wahyu yang diturunkan kepada mereka.”
“Ya Rasulullah bagaimana keadaan mereka?”
Sambil bereksperesi sedih, Rasul menjawab, “Hati mereka rapuh bagaikan garam dimasukkan ke dalam air.”

Karena merasa penasaran, para sahabat memperjelas lagi kepada Rasulullah. “Ya Rasulullah, bagaimanakah pola hidup mereka di zaman itu?”
“Mereka hidup bagaikan ulat yang sangat kecil yang berada di dalam cuka,” jawab Nabi SAW.
“Ya Rasulullah, terus bagaimana mereka dapat memelihara agama?” desak para sahabat.
“Ibarat memegang api yang membara. Bara diletakkan, api itu akan padam. Dan bila dipegang, tentu akan membakar dirimu,” Kata Rasulullah dengan mimik serius.

Para sahabat pun terdiam. Mereka membayangkan betapa di akhir zaman kelak keadaannya sangat mengerikan, sebab kebanyakan dari mereka telah terseret ajaran bid’ah dan membuang jauh-jauh sunnah Rasul. Hidup mereka dipenuhi dengan nafsu syahwat dan keserakahan, sehingga mereka menghalalkan segala cara. Memegang ajaran agama -diibaratkan nabi SAW – seperti memegang api yang membara, jika dipegang teguh akan mendapatkan cacian dan dijauhi teman-temannya, tapi bila dilepaskan agamanya akan hancur dan berakibat murka Allah SWT. Para sahabat pun membayangkan betapa mulia nya orang-orang diakhir zaman nanti yang tetap memegang teguh ajaran agama, tanpa mempedulikan keadaan yang carut marut.

Para sahabatpun makin merasa prihatin dan ngeri lebih dalam begitu mendengarkan keterangan Rasulullah tentang manusia akhir zaman – sebagaimana diriwayatkan ibnu Abbas- dengan sabdanya, “Di akhir zaman nanti akan datang sekelompok manusia yang wajahnya manusia , tapi hatinya setan. Sifat mereka sangat buas seperti harimau, tidak terbersit sedikitpun dalam hatinya rasa kasih sayang, suka membunuh, dan biasa melakukan perbuatan kotor. Bila didekati mereka mencintaimu. Tapi bila dijauhi mereka mengumpat dan membencimu. Bila dipercaya mereka khianat. Anak-anak kecil di lingkungan mereka sudah terbiasa berhutang, remajanya sudah bejat moralnya, sedangkan yang sangat jahat, mereka tidak mau lagi melaksanakan Amar makruf nahi Munkar (mengajak kebaikan dan mencegah kejahatan).”

Belum sempat sahabat bertanya, Rasulullah SAW telah menandaskan lagi sabdanya, “Siapa orang yang memuji dan memuliakan mereka akan menjadi orang yang hina, dan siapapun yang meminta sesuatu kepada mereka akan menjadi orang fakir. Sebab yang mereka tegakkan adalah yang Bid’ah. Dan yang mereka jauhi adalah yang Sunnah Rasul. Ketika keadaan sudah demikian, maka Allah menguasakan mereka kepada pemimpin yang jahat, dan doa mereka tidak lagi dikabulkan Allah.”

Sumber : islampos.com
Share this video..!!!

Rabu, 24 September 2014

Ustadz Lotfi Ariffin rahimahullah, tabir mimpi sang syuhada' Malaysia tertunai sudah

 
Ustadz Lotfi Ariffin rahimahullah

Banyak Muslim ingin syahid di jalan Allah, bahkan memimpi-mimpikan ingin bersanding dengan bidadari bermata jeli di Jannah nanti. Namun perlu Anda tahu bahwa hanya ada satu ikhwah kita yang benar-benar memimpikannya hingga empat kali berturut-turut hingga kesyahidan benar-benar menyambutnya sesuai bunga tidurnya yang suci. Berikut tinta sejarah yang dapat kita resapi sebagai mutiara hikmah tentang indahnya syahid dan tunainya janji melihat cantik jelitanya bidadari surgawi. Bismillah.
Sebagaimana dikisahkan Akhi Ibnu Shah, berperan sebagai aktor sejarah, Asy-syahid Ustadz Lotfi Ariffin rahimahullah dikenal sebagai ulama berjiwa Mujahidin, sebagaimana pendahulunya, Asy-syahid Asy-Syeikhul Jihad Abdullah Yusuf Azzam (rahimahullah). Setelah beliau mendalami ilmu agama di Universitas di Pakistan hingga peringkat Master, akhirnya ia berjihad bersama Mujahidin Afghanistan menentang komunis Soviet USSR.
Dalam episode jihad di Negeri Beruang Merah, ia membersamai Mujahidin Tajik melawan penjajahan Russia terhadap Tajikistan. Setibanya di tanah airnya, Malaysia, ia pun berperan sebagai kesatria pena melalui wadah politik demokrasi bersama Pemuda PAS dan Dewan Ulama PAS (Parti Islam Se-Malaysia).

Manuvernya dalam mengusung Islam menyampaikannya ke jeruji ISA (internal security act) di awal tahun 2000-an di Malaysia bersama sahabat karibnya ustadz Abu Jibriel Abdurrahman yang kini berada di Indonesia. Namun, jiwanya yang bebas menjadikannya mampu berjihad dengan kata dan menghasilkan 4 buah buku termasuk buku ‘Siasah Syarriyyah’. Beliau meletakkan jabatannya dari PAS pada Mei 2014.
Semangatnya tak pernah padam, ia memilih berperan dalam menumpas fitnah kaum syi’ah dan memutuskan untuk berjihad di bumi Suriah untuk melawan rezim Bashar Al-Assad. Dengan bijaksana, beliau berdekap ukhuwah dalam barisan jihad Ajnad Asy-Syam yang netral dan tak terlibat finah perpecahan antara FSA v.s. Daulah (IS) serta mengambil jalan tengah dalam isu ini.
Sebelumnya, Ustadz Lotfi sempat mencari syahid di Afghanistan dan di Tajikistan pada rentang waktu 1980-an hingga 1990-an. Biidznillah, setelah hampir 3 dekade (1980-an/ 1990-an/ 2000-an – 2014) asy-syahid telah berjihad dengan mengangkat senjata, menoreh pena dan menjemput kesyahidan yang dirinduinya di Bumi Indah Syam (baca: Suriah), bumi pilihan bagi insan-insan yang terpilih. Semoga Allah menerima jual beli beliau.
Memimpikan lezatnya minum dari sungai madu dan jumpa bidadari
Pernah suatu ketika, Asy-Syahid berbincang mengenai mimpinya kepada Ustadz Mokhtar Senik, sang sahabat. Ustadz Lotfi Ariffin mengatakan bahwa,
“Aku berkali-kali bermimpi yang sama, yaitu meminum air madu dari sebuah sungai. Setiap kali terbangun aku langsung merindukan mimpi tersebut, dan masyaAllah mimpi yang aku rindukan itu datang lagi pada malam harinya.
Begitu selalu terulang tiga kali….
Tapi pada suatu malam, mimpinya agak berbeda, sebab tidak aku temukan sungai rasa madu itu biarpun telah kucari kemana-mana. Hingga tiba-tiba berjumpa lah aku dengan seorang gadis yang sangat cantik dan sangat sopan.
Dia bertanya padaku, “Apa yang kau cari ?”
Aku jawab, “Aku mencari sungai madu yang telah tiga kali aku minum sebelum ini.”
Gadis itu tersenyum dan berkata, :”Wahai saudaraku, kalau kau ingin meminumnya lagi, datanglah ke Suriah. Disana pula aku akan menunggumu.”
Maasyaa Allah. Mimpi tersebut dialami oleh Asy-Syahid hingga empat kali.
Inikah tabir mimpi yang dapat kita terjemahkan sebagai kiprahnya di medan jihad?
Beliau telah berjihad di Afghanistan melawan Uni Soviet. Kemudian di Tajikistan ia melawan Rusia. Pun kemudian ia ditahan 6 tahun dalam penjara Malaysia karena jihadnya tersebut. Allahu Akbar.
Pada kali keempat dalam jihadnya di Suriah, beliau sungguh-sungguh menemui tunainya mimpi menemukan sungai rasa madu yang dirindukannya itu untuk ke empat kalinya. Tunai pula kabar langit dari Allah, dengan syahdu mesra ia temui sang gadis, yang ternyata adalah bidadari Surga nan indah tiada tara.


Subhanallah, wajah beliau masih berkeringat pasca menjemput syahid (Insya Allah). Allahu Akbar!

Dalam sebuah operasi melawan tentara rezim Syi’ah Nushairiah di daerah Hama, Suriah, ia menjemput kesyahidannya pada Sabtu (13/9/2014) selepas beberapa hari koma dan dinyatakan gugur di rumah sakit Antarkia, Turki. Bersama 2 orang rekan jihad senegaranya, sang Mujahidin Malaysia menggapai syahadah. Ketiga syuhada gagah berani ini dikebumikan di tanah pekuburan Kafr Zatay oleh para Mujahid Ajnad Asy-Syam dengan diiringi kumandang adzan syahdu di Arsy tinggi. Allahumma taqabbalhum asy-syuhadaa…! (adibahasan/arrahmah.com)