“KELAK akan datang di akhir
zaman segolongan manusia, di mana wajah-wajah mereka adalah wajah manusia,
namun hati mereka adalah hati syaitan; seperti serigala-serigala buas, tidak
sedikit pun di hati mereka rasa belas kasihan. Mereka gemar menumpahkan darah
dan tidak berhenti dari (melakukan) kekejian.
“Apabila kamu mengikuti mereka, maka
mereka akan memperdaya kamu. Akan tetapi, apabila kamu menghindari mereka, maka
mereka akan mencela kamu. Apabila berbicara dengan mereka, mereka akan
membohongi kamu. Dan apabila kamu memberinya kepercayaan, mereka akan
mengkhianatinya.
“Anak kecil mereka jahil, pemuda
mereka licik. Sementara yang tua tidak menyuruh berbuat baik dan melarang yang
mungkar. Mereka itu senantiasa membanggakan diri dalam kehinaan. Dan meminta
apa yang ada pada mereka berarti kesusahan.
“Orang yang santun di tengah mereka
adalah sesat, dan orang yang menyuruh kepada perbuatan ma’ruf malah menjadi
tertuduh. Orang beriman di kalangan mereka adalah lemah, sedangkan orang fasiq
menjadi mulia. Sunnah di tengah mereka adalah bida’ah, sedangkan bida’ah itu
sendiri adalah sunnah. Maka ketika itu mereka dikuasai oleh orang-orang paling
jahat di antara mereka. Sedangkan orang pilihan apabila ia menyeru, pasti tidak
akan dihiraukan.” [Hadith Riwayat Thabrani- Kitab Al-Mu’jam Al-Kabir]
Mendengar informasi yang mengagetkan
itu, para sahabat ingin memperjelas lebih dalam, “Ya Rasulullah, sesudahku
nanti adakah orang yang memiliki keistimewaan?”
Rasul menjawab ; “Ya masih ada.”
“Adakah mereka bertemu denganmu?”
tanya para sahabat lagi.
Rasul menjawab, “Mereka sudah tidak
bertemu lagi denganku.”
“Ya Rasulullah , masih adakah wahyu
yang diturunkan kepada mereka?” tanya para sahabat.
Rasulullah menjawab lagi, “Sudah
tidak ada lagi wahyu yang diturunkan kepada mereka.”
“Ya Rasulullah bagaimana keadaan
mereka?”
Sambil bereksperesi sedih, Rasul
menjawab, “Hati mereka rapuh bagaikan garam dimasukkan ke dalam air.”
Karena merasa penasaran, para
sahabat memperjelas lagi kepada Rasulullah. “Ya Rasulullah, bagaimanakah pola
hidup mereka di zaman itu?”
“Mereka hidup bagaikan ulat yang
sangat kecil yang berada di dalam cuka,” jawab Nabi SAW.
“Ya Rasulullah, terus bagaimana
mereka dapat memelihara agama?” desak para sahabat.
“Ibarat memegang api yang membara.
Bara diletakkan, api itu akan padam. Dan bila dipegang, tentu akan membakar
dirimu,” Kata Rasulullah dengan mimik serius.
Para sahabat pun terdiam. Mereka
membayangkan betapa di akhir zaman kelak keadaannya sangat mengerikan, sebab
kebanyakan dari mereka telah terseret ajaran bid’ah dan membuang jauh-jauh
sunnah Rasul. Hidup mereka dipenuhi dengan nafsu syahwat dan keserakahan,
sehingga mereka menghalalkan segala cara. Memegang ajaran agama -diibaratkan
nabi SAW – seperti memegang api yang membara, jika dipegang teguh akan
mendapatkan cacian dan dijauhi teman-temannya, tapi bila dilepaskan agamanya
akan hancur dan berakibat murka Allah SWT. Para sahabat pun membayangkan betapa
mulia nya orang-orang diakhir zaman nanti yang tetap memegang teguh ajaran
agama, tanpa mempedulikan keadaan yang carut marut.
Para sahabatpun makin merasa
prihatin dan ngeri lebih dalam begitu mendengarkan keterangan Rasulullah
tentang manusia akhir zaman – sebagaimana diriwayatkan ibnu Abbas- dengan
sabdanya, “Di akhir zaman nanti akan datang sekelompok manusia yang wajahnya
manusia , tapi hatinya setan. Sifat mereka sangat buas seperti harimau, tidak
terbersit sedikitpun dalam hatinya rasa kasih sayang, suka membunuh, dan biasa
melakukan perbuatan kotor. Bila didekati mereka mencintaimu. Tapi bila dijauhi
mereka mengumpat dan membencimu. Bila dipercaya mereka khianat. Anak-anak kecil
di lingkungan mereka sudah terbiasa berhutang, remajanya sudah bejat moralnya,
sedangkan yang sangat jahat, mereka tidak mau lagi melaksanakan Amar makruf
nahi Munkar (mengajak kebaikan dan mencegah kejahatan).”
Belum sempat sahabat bertanya,
Rasulullah SAW telah menandaskan lagi sabdanya, “Siapa orang yang memuji dan
memuliakan mereka akan menjadi orang yang hina, dan siapapun yang meminta
sesuatu kepada mereka akan menjadi orang fakir. Sebab yang mereka tegakkan
adalah yang Bid’ah. Dan yang mereka jauhi adalah yang Sunnah Rasul. Ketika
keadaan sudah demikian, maka Allah menguasakan mereka kepada pemimpin yang
jahat, dan doa mereka tidak lagi dikabulkan Allah.”
Sumber : islampos.com
Share this video..!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar