BAB V
TANTANGAN
Setelah
Saya masuk islam banyak sekali mendapat tantangan dan hinaan, baik dari orang
islam sendiri maupun non islam. Bahkan saya pernah difitnah dengan surat-surat
kaleng / tidak bertanggung jawab. Didalam surat kaleng itu mengatakan : “orang
yang bernama Sabran Qamarudin jangan dipercaya, dia hanya mengadu domba antara
islam dan kristen,”. Yang kedua mereka mengatakan : “Jangan percaya bahwa ia
mengaku dirinya Nabi Muhammad.” Itulah fitnahan dari surat kaleng itu. Namun
orang islam sendiri tidak percaya kalau saya sebagai pengadu domba dan mengaku
sebagai Nabi karena mendengar cerita dan ceramah saya. Saya bukan mengaku Nabi
akan tetapi saya mendapat hidayah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW di dalam
mendapatkan hidayah dari Allah SWT.
Maka
dari itulah saya mengatakan dalam ceramah saya bahwa jangankan zaman sekarang,
zaman Nabi dahulu banyak orang yang tidak percaya waktu beliau di
Isra‘Mi‘rajkan bahkan pada waktu itu ada orang kafir yang tidak percaya
termasuk paman beliau sendiri yaitu Abu Jahal dan Abu Lahab. Zaman sekarangpun
banyak Abu-Abu yang tidak percaya, begitu juga orang-orang kafir yang percaya
bahkan mereka pindah agama dan masuk agama islam. Yang beriman semakin kuat
imannya dan yang kafir semakin menjadi kafirnya.
Orang
islam yang pertama mantap imannya tentang Isra Miraj adalah Abu Bakar Siddiq
sebagai sahabat Nabi. Abu Bakar mengatakan : ini bukan maunya Nabi akan tetapi
ini maunya Allah SWT, sebab Nabi dijalankan oleh Allah, Cuma ada bedanya kalau
Nabi di isra Mirajkan langsung tubuh beliau sendiri yang dijalankan di bawa
oleh Malaikat Jibril AS.
Namun
bedanya dengan saya melalui sakit terlebih dahulu, roh saya yang dijalankan
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Demikianlah para pembaca yang dirahmati Allah,
riwayat hidup saya ini saya tulis dengan sesungguhnya. Mudah-mudahan para
pembaca dapat mengambil manfaatnya, yang baik datangnya dari Allah, sedangkan
yang salah itu dari saya sendiri.
Oleh
karena itu saya sebagai manusia biasa yang tidak terlepas daripada kekhilafan
dan kesalahan, maka dari itu saya mohon kepada Bapak/Ibu/Saudara/pembaca kalau
didalam penyampaian ini ada kata-kata saya yang kurang menyenangkan hati para
pembaca, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Karena memang demikianlah yang
saya saksikan di dalam mendapat hidayah dari Allah SWT.
BAB VI.
DIALOG DENGAN PASTOR
Pada
tanggal 1 Januari 1995 saya pernah berdialog dengan seorang Pastor di
Putussibau. Waktu itu saya baru pulang dari ceramah kurang lebih 32 hari
nonstop, sampai di rumah saya menerima surat yang isinya :”harap dengan segera
menghadap saya ke Putussibau, sekian dari saya Pastor.”
Selesai
membacanya saya langsung memanggil tukang ojek, dia bertanya “Pak Ustadz mau kemana...?” Saya bilang “mau
ke gereja” Tukang ojeknya heran kenapa pak Ustadz mau ke gereja. Saya jawab
“ada keperluan dengan Bapak Pastor.
Sampai
di rumah Pastor saya bilang “selamat pagi pak !” dia menjawa “pagi, silahkan
masuk”, dia menyuruh saya masuk. Sampai di dalam saya duduk dan saya ambilkan
surat tadi lalu saya tanyakan, “apa betul surat ini dari Bapak Pastor?” Dia
menjawab “betul”. “Ada apa Bapak mengundang saya ke sini, Bapak kan tahu bahwa
saya sudah masuk agama islam”.
Islam
punya semboyan : musuh jangan di cari, ada musuh jangan lari. “Kalau memang
Bapak mau bermusuhan dengan saya silahkan, sebab islam tidak mencari musuh”.
Akhirnya Bapak Pastor mengatakan “kami mengundang kamu ke sini bukannya
mengajak kamu berkelahi akan tetapi mengajak kamu bermusyawarah, sebab saya
kasihan pada mu” Kata pak Pastor “dengan kamu ceramah dakwah kemana-mana tidak
ada orang yang menggaji kamu, agama baik semua” kata Pak Pastor “ tapi sayang
kita tidak bisa makan agama, islam baik ajarannya, katolik baik ajarannya,
Protestan baik ajarannya, Hindu dan Budha baik ajarannya, tetapi kalau kita mau
belanja harus pakai duit, tidak ada orang yang mau menerima agama sebagai
tukaran untuk belanja” kata Pak Pastor.
“Maka
kami mengundang kamu ke sini, mulai hari ini kau harus kembali ke Kristen lagi
karena walau bagaimanapun baiknya islam tidak ada yang mau menggaji kamu, mulai
tanggal 1 Januari 1995 ini, kamu kami gaji enam ratus ribu rupiah per bulan dan
kamu menggantikan saya menjadi Pastor di sini dan kau lihat kepala saya sudah
putih, hanya kamulah yang saya harapkan menjadi Pastor di sini, itu ada mobil
tiga (3) buah di halaman, kau pilih sendiri mana yang kamu mau untuk
menyebarluaskan agama Katholik/ Nasrani”.
Memang saya diperlihatkan ada tiga mobil di
halaman, saya tidak tahu apakah punya dia atau bukan. Kemudian saya bilang
“kalau tadi pak Pastor bilang agama baik semua, itu menurut Bapak, kalau
menurut saya, semua agama itu baik menurut pengikutnya masing-masing.” Dan
menurut saya hanya Islamlah agama yang benar. Kalau agama Katholik tidak benar
bagi saya sebab selama saya islam jalan lima tahun sampai tahun 1995 ini belum
pernah saya ikut kalian sembahyang ke gereja, bapak juga begitu selama saya
islam jalan lima tahun ini belum pernah saya melihat bapak Pastor ikut kami
sembahyang ke Masjid karena bapak menganggap ajaran islam tidak benar bagi
bapak.
Mengapa
Bapak mengatakan ajaran agama baik semua, kalau ajaran agama baik semua tentunya kalau
orang kristen sembahyang ke gereja,
Kyai, ustadz dan orang islam tentunya ikut semua, ini ternyata tidak. Masalah
agama itu benar semua hanya bagi penganutnya masing-masing. Kalau tadi bapak
Pastor bilang saya mau digaji enam ratus ribu rupiah per bulan dan mau diberi
mobil / rumah, saya bukan tidak mau jadi orang kaya, tapi saya tidak mau
menjual agama dengan harta benda. Harta itu tidak berarti kalau tidak ada iman
(kafir). Sebab orang kafir saya melihat jadi kayu bakar semua. Memang cita-cita
saya mau jadi orang kaya supaya bisa menunaikan ibadah haji setelah masuk islam.
Akhirnya
Pak Pastor mengatakan “kalau begitu berarti kamu tidak mau kembali ke agamamu
semula yaitu Kristen.” Saya mau tanya kata pak Pastor “berarti kamu sudah
pintar di islam”, saya bilang “tanyalah apa yang mau bapak tanyakan, kalau saya
bisa menjawab saya jawab, kalau tidak ya tidak”, Pak Pastor mengatakan “kalau
kau tidak sanggup menjawab pertanyaan saya, percuma kau islam sudah beberapa
tahun ini. Yang saya tanyakan apakah yang disembah orang islam kepala kebawah
pantat keatas waktu sujud persis seperti babi yang mencari cacing”, saya
mendengar begitu menjadi marah, “jangan begitu pak Pastor!, yang disembah kami
orang islam adalah Allah SWT”. Bapak Pastor berkata “kalau Allah yang disembah
orang islam, dimanakah Allah itu?” Saya katakan “Allah itu ada dimana-mana”,”
wah...kalau begitu Tuhan Islam banyak, disana sini ada, percuma kau islam kalau
Tuhan Islam itu banyak”. Saya menjawab “ tidak pak Pastor! Tuhan itu satu”,
“kalau Tuhan itu satu” kata pak Pastor “tunjukkan dengan saya dimanakah Tuhan
yang disembah orang islam dan Tuhan tinggal dimana, rumah Tuhan dimana?, biasa
pakai baju bagaimana warnanya? Kalau kau tidak sanggup menjawab percuma kau
sebagai orang islam”.
Akhirnya
saya termenung karena tidak pernah melihat Tuhan dan tidak tahu Tuhan biasa
memakai baju apa, “jawaban saya begini saja pak Pastor!, saya bisa menjawab
pertanyaan bapak, tapi bapak harus bisa menjawab pertanyaan saya, kalau bapak
tidak bisa menjawab percuma bapak menjadi pastor beberapa puluh tahun, tetapi
kalau bisa menjawab pertanyaan saya, hari ini juga saya akan kembali ke agama
semula yaitu Kristen dan kalau bapak bisa menjawab detik ini, Tuhan saya bawa
ke sini dan jam ini juga bapak saya ajak ke rumah Tuhan sebab dalam islam
dikatakan Tuhan jauh tidak ada antara dekat tidak bersentuh, kenalilah dirimu
rata-rata baru kau kenal Tuhan yang nyata, sebab Tuhan ada tapi tidak nampak,
sekarang saya yang bertanya, saya tidak menanyakan Yohanes, Lukas, Matius dan
Markus juga Yesus karena saya belum pernah ketemu dengan mereka itu, yang saya
tanyakan ialah orang yang sedang berhadapan dengan saya sekarang ini yaitu
bapak sendiri”. Pak Pastor termenung mengapa menanyakan dirinya. “ Begini pak !
baik islam maupun bukan islam sering mengatakan muka (wajah), seumpama muka si
pulan begini....! muka si anu jelek, muka si anu cantik dan sebagainya.
Akhirnya
yang saya tanyakan dimana muka bapak, “sekarang kalau bapak tidak bisa menjawab
percuma bapak menjadi Pastor yang sudah beberapa puluh tahun ini, kalau bapak
bisa menjawab ini muka saya, detik ini juga saya masuk Kristen dan Tuhan saya
bawa ke sini”. Jawab pak Pastor “mengapa menanyakan muka saya”, Pak Pastor
mengusap mukanya “ya inilah muka saya”, saya membantah “itu haram bukan muka,
dalam hadits Nabi tadinya saya katakan dengan bapak, kenalilah dirimu rata-rata
baru kau kenal Tuhan yang nyata, berarti selama ini bapak tidak kenal dengan
muka bapak sendiri”. Saya mengatakan satu persatu dari anggota muka itu ada
namanya, yaitu :
1 1.
Ini Dahi
2 2.
Ini Bulu Alis
3 3.
Ini Mata
4 4.
Ini Hidung
5 5.
Ini Pipi
6 6.
Ini Mulut didalamnya ada gigi,
lidah dan gusi
7 7.
Ini Dagu
8 8.
Ini Leher
9 9.
Ini Telinga
Mana muka bapak Pastor ? Pak Pastor menyatakan
bahwa pertanyaan ini tidak masuk akal, tunjukkan muka bukan muka, bapak juga
menanya begitu, menanyakan Tuhan dengan saya, sedangkan saya belum pernah
ketemu dengan Tuhan.
Akhirnya
saya bilang kalau begitu saya mau permisi pulang, bapak tidak bisa menjawab
pertanyaan saya dan saya tidak bisa menjawab pertanyaan bapak. Bapak tanyakan
Tuhan dengan saya dan saya tanyakan muka dengan bapak dan bapak tidak bisa
menjawabnya.
Bapak
Pastor bilang “o....ya...ya mana muka saya, aneh...ya muka ada tapi tidak ada, tolong ajarkan
dengan saya dimana muka saya sebab saya pernah membaca Al Qur‘an, tidak ada
mengatakan muka dan saya sekolah/pendidikan sampai ke luar negeri belum pernah
menemukan kitab yang mempelajari tentang muka”.
“Berapa
upah dan berapa hadiah asal kau ajarkan dengan saya tentang muka saya sendiri
akan dibayar”, saya bilang “kalau bapak mau tahu tentang muka bapak, bisa saya
ajarkan, sebab islam tidak pakai hadiah atau upah. Sekarang bapak harus masuk
islam dengan mengucapkan dua kalimah Syahadat itulah upahnya.”
Pak Pastor bilang
“kalau begitu saya pikir-pikir dulu, berarti saya disuruh masuk agama
islam”, bapak Pastor masuk kedalam
kamarnya dan keluar membawa uang sebanyak tiga ratus ribu rupiah, katanya “ ini
uang saya berikan dengan kamu untuk menutupi malu saya tidak sanggup menjawab
pertanyaan kamu, tolong jangan diceritakan dengan orang lain, malu saya tak
sanggup menjawab pertanyaan kamu”. Sayapun pulang dari rumah pak Pastor dan
uang itu saya ambil dan dibawa pulang kemudian saya tanyakan kepada Bapak H.
Imam Supangat, BA lalu saya ceritakan uang tadi yang diberi Pak Pastor karena
kalah debat, saya tanyakan “apa boleh dipakai atau tidak uang ini, kalau tidak,
saya tidak berani memakainya.” Pak Imam bilang “ boleh tidak menjadi masalah,
itukan pemberian”.
Beberapa lama kemudian dalam
proses merenungkan dua kalimah Syahadah, nyatalah bahwa Allah tidak memberikan
hidayah kepada Pastor tersebut, lalu Pastor itupun meninggal dunia. Begitulah
riwayat dialog dengan Pak Pastor, seandainya saya tidak melihat siksaan di
dalam mendapatkan hidayah, saya sudah menjadi orang kaya, Karena kalau kaya
menjadi orang kafir percuma, lebih baik hidup pas-pasan asalkan tetap dalam
iman dan islam.
Begitulah selama saya dalam
islam ini menyebarluaskan apa yang saya lihat dalam mendapatkan hidayah dari
Allah, yang mana saya disuruh Nabi untuk menyampaikan kepada umat islam. Karena
Nabi mengatakan “sampaikan ajaranku kepada umat islam yang mau mendengarnya dan
mempercayainya, jangan kau sampaikan kepada orang yang tidak percaya.
Demikianlah riwayat hidup
singkat ini saya tuliskan mudah-mudahan bisa ambil manfaatnya bagi kita dan
juga bisa menambah iman dan taqwa kita ke hadirat Allah SWT, amiin yaa
Rabbal ‘alamin.
BAB VII
PENUTUP
Dari uraian cerita di atas, kami
buat dengan penuh keyakinan bahwa cerita itu sebenarnya pada dasarnya
diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat islam bagi
yang percaya, semoga mendapat kekuatan iman, islam dan ikhsan. Bagi yang tidak
percaya itu hak dari pembaca, sebab saya hanya sebagai hamba Allah yang lemah
tentu banyak kelemahan atau kekurangannya.
Sekali lagi koreksi / saran yang
baik kami terima dengan senang hati semoga kita mendapat perlindungan Allah
SWT. Demikian semoga bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wassalam Wr.Wb.
SABRAN
QAMARUDDIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar