Abu Muslim Al-Turki, berasal dari Inggris. Syahid dalam sebuah
pertempuran melawan
tentara Kroasia di Bosnia pada tahun 1993, pada umur 51 tahun.
Kisah dari orang
pertama.
Abu
Muslim adalah seorang muslim keturunan Turki yang dibesarkan di Inggris.
Sebelumnya
ia menjalani hidupnya bagaikan seorang kafir. Ia menikahi seorang wanita non
muslim,
begitu pula ia tidak mengerjakan shalat dan menjalankan ibadah lainnya, sampai
suatu
hari Allah SWT memberikan petunjukNya untuk kembali ke jalan yang benar.
Tak
lama kemudian, Abu Muslim mendengar tentang situasi di Bosnia, dan berkata pada
dirinya
bahwa saya harus berangkat ke Bosnia, saya harus bertaubat pada Allah dan
bertempur
melawan pasukan Serbia, semoga dengan demikian Allah mengampuni semua
yang
telah saya lakukan di masa lampau.
Ia
tiba di Bosnia pada musim gugur 1992 dan mengikuti training pada sebuah kamp di
Mehorich.
Abu Muslim adalah orang yang paling tua di antara para mujahidin. Saat
mujahidin
melakukan lari pagi, mereka semua harus menggenggam sebuah senapan, kecuali
Abu
Muslim, karena usianya yang tua dan kepayahan fisiknya. Orang yang melihat
matanya
akan mendapatkan mata seorang yang benar dan jujur kepada Allah.
Dalam
sebuah operasi melawan pasukan Kroasia, Amir pasukan tidak memilihnya untuk
ikut
dalam operasi tersebut karena usianya yang tua. Namun Abu Muslim mulai
menangis,
meraung-meraung
bagaikan seorang bayi hingga Amir pasukan terpaksa memasukkannya
untuk
ambil bagian dalam operasi tersebut.
Dalam
operasi tersebut Abu Muslim tertembak di lengannya hingga menghancurkan
tulangnya
dan sebatang logam harus ditanamkan di lengannya selama enam bulan. Abu
Muslim
rajin melatih lengannya, dan setelah 45 hari dokter mengatakan bahwa logam
tersebut
sudah dapat diambil dari tangannya. Semua orang terkejut mendengar kabar
tersebut.
Sebelum
dilakukan sebuah operasi besar terhadap pasukan Kroasia, Abu Muslim mendapat
mimpi,
di mana ia melihat Rasulullah SAW dan mencium kakinya. Kemudian Rasulullah
SAW
berkata padanya,”Janganlah kau cium kakiku.” Kemudian Abu Muslim mencium
tangan
Rasulullah SAW, hingga Rasulullah berkata padanya,”Jangan kau cium
tanganku.”
Kemudian
Rasulullah SAW bertanya padanya,”Apa yang kamu inginkan hai Abu Muslim?”
Abu
Muslim menjawab,” Ya Rasulullah, berdoalah pada Allah untukku, agar dalam
operasi besok
saya mati syahid.”
Sebelum
operasi tersebut dijalankan, Amir pasukan, yaitu Komandan Abul Haris memilih
personil
yang akan ambil bagian dalam operasi tersebut. Ia menolak Abu Muslim untuk
ikut,
karena masih terluka dan belum pulih.
Seorang
mujahid yang hadir saat itu berkata,” Aku bersumpah pada Allah bahwa Abu
Muslim
mulai menangis seperti bayi dan berkata pada Amir, ‘Takutlah pada Allah!
Abul
Haris, saya akan menuntutmu di hari Kiamat jika engkau tidak
mengikutkanku dalam operasi ini.”
Saat
komandan Abul Haris menyuruhnya untuk tidak berteriak karena kuatir didengar
musuh,
Abu Muslim menjawab, ”Demi Allah, jika engkau tidak memilih saya dalam
operasi ini
Abul Haris, saya akan menangis keras hingga terdengar ke seluruh
negeri.” Lalu ia berkata,”Ikutkan
saya dalam operasi ini di mana saja, meskipun sebagai orang yang
paling belakang, ikutkanlah saya
dalam operasi ini.”
Akhirnya
Abu Muslim diikutkan dalam operasi ini di posisi belakang. Namun jalannya
pertempuran
berubah, hingga barisan belakang menjadi barisan depan (berhadapan dengan
musuh
– penerjemah) dan barisan depan menjadi barisan belakang. Abu Muslim menjadi
mujahid
kedua yang syahid dalam operasi itu oleh sebuah peluru yang mengenai dadanya.
Tubuhnya
baru dikembalikan oleh pasukan Kroasia setelah tiga bulan, bersama tubuh
saudara
senegaranya Daud al-Britany. Sebuah aroma wangi tercium dari tubuhnya yang
tampak
tidak berubah meskpun tiga bulan telah berlalu. Semua orang yang menyaksikannya
mengatakan
bahwa tubuhnya menjadi lebih tampan dan tampak lebih putih daripada ketika
terakhir
kalinya mereka melihat Abu Muslim.
Seorang
mujahid bertutur bahwa dari semua jenazah para syuhada yang pernah dilihatnya
di
Bosnia, tidak ada yang lebih tampan daripada jenazah Abu Muslim at-Turki.
„Barangsiapa
yang menderita suatu luka dalam jihad fi sabilillah, kelak ia akan
datang pada hari
kiamat, baunya seperti bau harum minyak kasturi, dan warnanya
seperti warna
za’faron, ada cap syuhada’ padanya.
Barangsiapa yang meminta
syahadah dengan
tulus, maka Allah akan memberikan padanya pahala orang yang
mati syahid
meskipun ia meninggal di atas tempat tidurnya.“ (Hadits Riwayat Ibnu
Hibban dan Al
Hakim)
„Sesungguhnya
orang yang mati syahid akan memperoleh tujuh hal di sisi Allah:
Diampuni
dosa-dosanya pada saat pertama kali menetes darahnya, melihat tempat
tinggalnya
di surga, dikenakan padanya pakaian iman, diberi perlindungan dari siksa
kubur,
aman dari ketakutan besar pada hari kiamat, diletakkan di atas kepalanya
mahkota
keagungan, yang satu permata yaqut dari mahkota itu lebih baik daripada
dunia
dan seisinya, serta dikawinkan dengan tujuh puluh dua orang istri dari
bidadari,
dan dapat memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang karib kerabatnya.“
(Hadits
Riwayat Ahmad dan Thabrani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar