Jumat, 10 Oktober 2014

ABU MUSLIM AL-TURKI



Abu Muslim Al-Turki, berasal dari Inggris. Syahid dalam sebuah pertempuran melawan
tentara Kroasia di Bosnia pada tahun 1993, pada umur 51 tahun. Kisah dari orang
pertama.

Abu Muslim adalah seorang muslim keturunan Turki yang dibesarkan di Inggris.
Sebelumnya ia menjalani hidupnya bagaikan seorang kafir. Ia menikahi seorang wanita non
muslim, begitu pula ia tidak mengerjakan shalat dan menjalankan ibadah lainnya, sampai
suatu hari Allah SWT memberikan petunjukNya untuk kembali ke jalan yang benar.
Tak lama kemudian, Abu Muslim mendengar tentang situasi di Bosnia, dan berkata pada
dirinya bahwa saya harus berangkat ke Bosnia, saya harus bertaubat pada Allah dan
bertempur melawan pasukan Serbia, semoga dengan demikian Allah mengampuni semua
yang telah saya lakukan di masa lampau.
Ia tiba di Bosnia pada musim gugur 1992 dan mengikuti training pada sebuah kamp di
Mehorich. Abu Muslim adalah orang yang paling tua di antara para mujahidin. Saat
mujahidin melakukan lari pagi, mereka semua harus menggenggam sebuah senapan, kecuali
Abu Muslim, karena usianya yang tua dan kepayahan fisiknya. Orang yang melihat
matanya akan mendapatkan mata seorang yang benar dan jujur kepada Allah.
Dalam sebuah operasi melawan pasukan Kroasia, Amir pasukan tidak memilihnya untuk
ikut dalam operasi tersebut karena usianya yang tua. Namun Abu Muslim mulai menangis,
meraung-meraung bagaikan seorang bayi hingga Amir pasukan terpaksa memasukkannya
untuk ambil bagian dalam operasi tersebut.
Dalam operasi tersebut Abu Muslim tertembak di lengannya hingga menghancurkan
tulangnya dan sebatang logam harus ditanamkan di lengannya selama enam bulan. Abu
Muslim rajin melatih lengannya, dan setelah 45 hari dokter mengatakan bahwa logam
tersebut sudah dapat diambil dari tangannya. Semua orang terkejut mendengar kabar
tersebut.
Sebelum dilakukan sebuah operasi besar terhadap pasukan Kroasia, Abu Muslim mendapat
mimpi, di mana ia melihat Rasulullah SAW dan mencium kakinya. Kemudian Rasulullah
SAW berkata padanya,”Janganlah kau cium kakiku.” Kemudian Abu Muslim mencium
tangan Rasulullah SAW, hingga Rasulullah berkata padanya,”Jangan kau cium tanganku.”
Kemudian Rasulullah SAW bertanya padanya,”Apa yang kamu inginkan hai Abu Muslim?”
Abu Muslim menjawab,” Ya Rasulullah, berdoalah pada Allah untukku, agar dalam operasi besok
saya mati syahid.”
Sebelum operasi tersebut dijalankan, Amir pasukan, yaitu Komandan Abul Haris memilih
personil yang akan ambil bagian dalam operasi tersebut. Ia menolak Abu Muslim untuk
ikut, karena masih terluka dan belum pulih.
Seorang mujahid yang hadir saat itu berkata,” Aku bersumpah pada Allah bahwa Abu
Muslim mulai menangis seperti bayi dan berkata pada Amir, ‘Takutlah pada Allah! Abul
Haris, saya akan menuntutmu di hari Kiamat jika engkau tidak mengikutkanku dalam operasi ini.”
Saat komandan Abul Haris menyuruhnya untuk tidak berteriak karena kuatir didengar
musuh, Abu Muslim menjawab, ”Demi Allah, jika engkau tidak memilih saya dalam operasi ini
Abul Haris, saya akan menangis keras hingga terdengar ke seluruh negeri.” Lalu ia berkata,”Ikutkan
saya dalam operasi ini di mana saja, meskipun sebagai orang yang paling belakang, ikutkanlah saya
dalam operasi ini.”
Akhirnya Abu Muslim diikutkan dalam operasi ini di posisi belakang. Namun jalannya
pertempuran berubah, hingga barisan belakang menjadi barisan depan (berhadapan dengan
musuh – penerjemah) dan barisan depan menjadi barisan belakang. Abu Muslim menjadi
mujahid kedua yang syahid dalam operasi itu oleh sebuah peluru yang mengenai dadanya.
Tubuhnya baru dikembalikan oleh pasukan Kroasia setelah tiga bulan, bersama tubuh
saudara senegaranya Daud al-Britany. Sebuah aroma wangi tercium dari tubuhnya yang
tampak tidak berubah meskpun tiga bulan telah berlalu. Semua orang yang menyaksikannya
mengatakan bahwa tubuhnya menjadi lebih tampan dan tampak lebih putih daripada ketika
terakhir kalinya mereka melihat Abu Muslim.
Seorang mujahid bertutur bahwa dari semua jenazah para syuhada yang pernah dilihatnya
di Bosnia, tidak ada yang lebih tampan daripada jenazah Abu Muslim at-Turki.

„Barangsiapa yang menderita suatu luka dalam jihad fi sabilillah, kelak ia akan
datang pada hari kiamat, baunya seperti bau harum minyak kasturi, dan warnanya
seperti warna za’faron, ada  cap syuhada’ padanya. Barangsiapa yang meminta
syahadah dengan tulus, maka Allah akan memberikan padanya pahala orang yang
mati syahid meskipun ia meninggal di atas tempat tidurnya.“ (Hadits Riwayat Ibnu
Hibban dan Al Hakim)

„Sesungguhnya orang yang mati syahid akan memperoleh tujuh hal di sisi Allah:
Diampuni dosa-dosanya pada saat pertama kali menetes darahnya, melihat tempat
tinggalnya di surga, dikenakan padanya pakaian iman, diberi perlindungan dari siksa
kubur, aman dari ketakutan besar pada hari kiamat, diletakkan di atas kepalanya
mahkota keagungan, yang satu permata yaqut dari mahkota itu lebih baik daripada
dunia dan seisinya, serta dikawinkan dengan tujuh puluh dua orang istri dari
bidadari, dan dapat memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang karib kerabatnya.“
(Hadits Riwayat Ahmad dan Thabrani)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar