Jumat, 30 Agustus 2013

Bag 2. Mendapat Hidayah Allah

Bag 2. Mendapat Hidayah Allah
Kemudian saya melihat orang memikul kayu semua, dan ada orang tua berjalan memikul kayu membawa dahan-dahan dan urat batang serta akar kayu tersebut. Nabi mengatakan kepada saya, apakah engkau kenal dengan orang tua itu? Saya menjawab kenal, itulah bapak saya. Kenapa orang tua saya memikul kayu disini?, Nabi menjawab, itulah orang tua kamu tidak mempunyai agama dan tidak mempunyai amal perbuatan yang baik, amalannya hanya turun dari rumah membuat ladang, menebang kayu, maka kata Nabi, kayulah yang menjadi amal bapakmu. Kemudian Nabi menyuruh bersalaman dengan orang tua saya, anehnya tangan orang tua saya dingin sekali dan orang tua saya tidak mau berhadapan muka seperti semasa masih hidup, saya memandang ke sebelah kanan, orang tua saya memalingkan muka ke sebelah kiri, saya memandang muka ke sebelah kiri, orang tua saya memalingkan muka ke sebelah kanan. Nabi mengatakan, tidak apa-apa, asalkan engkau betul-betul masuk agama islam dan menjadi anak yang sholeh, Allah akan meringankan siksaan orang tuamu.
            Saya diajak lagi oleh Nabi berjalan dan dilihatkannya sebagian orang berjalan tidak bisa jauh, langkah kanan tukar kiri langkah kiri tukar kanan, sedangkan disekelilingnya penuh dengan harta benda, sehingga untuk melangkahkan kakinya pun tidak dapat, dikarenakan terhalang oleh hartanya itu, hingga tanah itu berlubang. Maka saya tanyakan kepada Nabi, Nabi mengatakan, itulah Sabran jangan nanti kau setelah islam bekerja diwaktu orang mengerjakan sholat. Itulah siksaannya kalau orang bekerja tidak ingat waktu sholat.
            Setelah itu ada lagi sebagian orang yang kerjanya mengiris-iris kulitnya, benci kepada tubuhnya, Nabi mengatakan, itulah orang islam yang meninggalkan sholat lima waktu karena badannya tidak pernah disiram air wudhu.
            Kemudian saya melihat lagi ada sebagian orang yang kerjanya memikul harta bendanya, harta tersebut selalu minta dibawa, sehingga harta itu melekat di badannya, saya tanyakan lagi kepada Nabi, lalu Beliau menjawab, itulah Sabran jangan nanti setelah kau islam kau suka mencuri, sebab orang yang suka mencuri harta orang lain, itulah siksaannya, sampaikan kepada umatku nanti, barang yang telah dicurinya di dunia akan melekat di badannya pada hari Qiamat, sehingga memberatkan dirinya menghadap Allah SWT.
            Tidak lama kemudian saya melihat orang ditengah padang sedang memukul-mukul batu, sampai orang itu mengeluarkan keringat dan kencing serta berak-berak, dan dibawahnya ramai orang memakan kotoran dan kencing serta keringat orang itu, maka saya tanyakan lagi kepada Nabi, maka Nabi mengatakan, jangan nanti setelah kau islam suka berdewa atau berdukun, sampaikan dengan umatku, itulah siksaannya terhadap orang-orang yang suka berbuat syirik menyembah selain dari pada Allah SWT, mempercayai kata dukun yang mendustakan Firman Allah.
            Dan dilihatkan lagi ramai perempuan yang kerjanya sedang duduk di atas danau yang berisi darah,  yang dalamnya hingga ke pusar, apa yang dikerjakan perempuan-perempuan tersebut, kerjanya hanya mengiris-iris daging pahanya sendiri, dan jika ia haus maka mereka minum air darah pahanya tersebut, maka saya tanyakan lagi kepada Nabi tentang perbuatan perempuan-perempuan itu dan Nabi berkata, itulah perempuan-perempuan islam yang suka mengeluarkan auratnya dan memakai pakaian setengah paha/ pakaian pendek/jarang atau transparan sehingga nampak auratnya yang seharusnya ditutup. Bukan hanya perempuan saja yang tidak boleh menampakkan auratnya, tetapi laki-lakipun tidak boleh memakai pakaian yang menampakkan bentuk dari kemaluannya, maka laki-laki itu disiksa yaitu supaya memotong-motong kemaluannya sendiri.
            Kemudian saya berjalan melihat orang-orang sedang memotong lidahnya sendiri, Nabi mengatakan itulah orang-orang islam yang suka berbohong, adu domba. Disini mereka memotong lidahnya sendiri. Setelah itu saya perhatikan banyak orang sedang berjalan di padang ulat, kerjanya orang itu cuma memakan ulat dan keluar ulat dari tubuhnya, ada ulat yang keluar dari hidungnya, dari telinganya dan setiap ada pintu lobang di badan di situlah ulat-ulat itu keluar. Ulat yang dimakan itu bukannya mati malah sehat karena makan didalam perut orang tersebut. Kemudian saya tanyakan kepada Nabi, Nabi mengatakan, itulah Sabran jangan nanti setelah kau islam tidak mau berpuasa di bulan Ramadhan dengan sengaja tanpa ada uzur yang dibenarkan syariat islam, itulah siksaannya orang-orang yang tidak mau berpuasa di bulan Ramadhan dengan sengaja, nasi yang dimakan itu akan menjadi ulat setelah di akhirat nanti.
            Dibawa lagi saya dalam suatu perjalanan melihat orang-orang sedang meninju dan mencakar-cakar badannya sendiri, saya tanyakan kepada Nabi, Nabi mengatakan itulah jangan nanti setelah kamu islam kamu suka berkelahi dengan orang lain, inilah siksaannya orang islam yang suka berkelahi.
            Setelah itu saya melihat orang sedang bertabrakan manusia sama manusia, kepala ketemu kepala, saya tanyakan kepada Nabi, Nabi mengatakan, itulah jangan nanti setelah kau islam kau suka berjudi dan adu ayam (nyabung ayam), inilah siksaannya umatku yang suka judi dan adu ayam.
            Setelah itu saya diajak Nabi berjalan lagi melihat perempuan (semuanya perempuan), perempuan-perempuan itu tidak ada kerja lain, susu kiri melilit leher kanan, susu kanan melilit leher kiri, saya tanyakan kepada Nabi, Beliau mengatakan, sampaikan dengan umatku orang islam, inilah siksaannya perempuan yang keluar aurat (susunya) yaitu suka menyusukan anak dihadapan orang ramai. Nabi mengatakan diharamkan susunya dilihat selain muhrimnya.
            Kemudian saya melihat laki-laki semua digantung, dilehernya ada rantai kemerah-merahan. Saya tanyakan kepada Nabi, Nabi mengatakan, jangan nanti setelah kau islam suka mengenakan kalung emas, kalung emas itu menjadi rantai neraka di alam akhirat, inilah siksaannya kata Nabi.
            Herannya dalam perjalanan apabila ada rasa haus mau minum, tidak perlu minta dengan Nabi, cukup dengan niat mau minum sudah hilang hausnya, dan juga ada rasa lapar tidak perlu minta makan, cukup dengan niat mau makan laparnya menjadi kenyang. Itulah nikmatnya berjalan bersama dengan Rasulullah SAW.
            Belum lama dalam perjalanan banyak orang laki-laki dan perempuan kakinya keatas kepalanya kebawah disuruh minum air yang begitu jelek (busuk) baunya, kalau dibandingkan di dunia mungkin lebih enak makan bangkai manusia daripada minum air itu. Orang-orang tersebut yang minum air itu muntah sampai isi didalam perutnya habis-habisan keluar atau dimuntahkan saking jeleknya bau air itu. Lalu saya tanyakan kepada Nabi mengapa orang-orang itu disiksa sedemikian rupa, Nabi mengatakan, itulah jangan nanti setelah kau islam suka melacur atau berzina, inilah siksaannya orang-orang islam yang suka melacur atau berzina, setetes air mani yang haram maka sekali dia zina jadilah air nanah dan darah sebanyak satu kolam di akhirat, maka setelah dia meninggal dunia, harus diminum semua air itu sebagai balasannya, sepuluh kali dia berzina maka sepuluh kolam lah air nanah dan darah yang harus diminum semua. Kata Nabi itulah siksaannya umatku yang suka berzina dan melacur.
            Kemudian saya melihat asap berputar-putar di tengah padang yang luas, setelah saya perhatikan, itulah kawah neraka jahanam, orang-orang pada ramai semua masuk ke dalam kawah jahanam, orang itu keluar dari kawah neraka menggaruk-garuk badannya hingga badannya kembali cantik dan muda seperti usia 17 tahun. Maka saya perhatikan di sana orang tua tidak masuk syurga melainkan berubah menjadi muda. Ada juga sebagian orang keluar dari kawah neraka jahanam hingga tulang rangkanya seperti bangkit menahun (roh gentayangan), saya tanyakan kepada Nabi, Nabi menjawab, itulah orang islam yang tidak mengerjakan sholat seumur hidup, Cuma dia tidak dijadikan Allah kayu bakar api neraka, karena dia mengucapkan dua kalimah syahadat waktu nikah. Itu kau lihat kata Nabi, orang-orang di sebelah kiri adalah orang kafir semua, di sini mereka jadi kayu bakar api neraka, sampaikan dengan umatku orang islam inilah siksaannya.
            Kemudian saya diajak Nabi berjalan dalam hidayah melihat orang-orang yang disiksa itu, tidak ada yang menyiksa melainkan merekalah yang menyiksa diri mereka sendiri, oleh karena itu Nabi katakan, Allah melihat dimanapun hambanya berbuat kejahatan/maksiat dan kebaikan. Setelah itu saya perhatikan di hadapan saya ada masjid yang begitu cantik/indah, dindingnya seperti intan, lantainya seperti emas, di depan kiri kanan ada air yang begitu jernih. Disanalah saya diajari Nabi mengambil wudhu karena Nabi katakan, sholat tanpa wudhu sia-sia karena salah satu syarat sah sholat adalah bersuci yaitu dengan wudhu atau tayyamum.
            Saya diajari Nabi sholat mengangkat takbiratul ihram yaitu ibu jari sejajar dengan telinga (ibu jari berada di bawah daun telinga) rata lalu diajar do‘a setelah selesai sholat.
            Saya disuruh Nabi masuk ke dalam masjid, di muka pintu ada tangan orang sebesar drum seperti kita selesai sholat duduk tafakur. Nabi katakan, ucapkan salam ! sayapun mengucapkan salam “Assalamu ‘alaikum Warahmatullahii Wabarakatuh” orang di dalam menjawab “Waa‘alaikumsalam warahmatullahii wabarakatuh” saya masuk kedalam masjid, sampai di dalamnya saya melihat kiri kanan tidak ada orang yang mempunyai tangan yang sebesar itu.
            Belum lama kemudian saya melihat orang tua jalannya bongkok membawa tongkat, orang itu mengatakan, Sabran! Kaukah yang mau masuk islam?, saya menjawab ya, “baiklah”, kata orang itu, “saya ajarkan dulu dua kalimah syahadat : AshaduAllah ilaha illallah wa ashaduanna Muhammadarrasulullah” artinya : aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah.
            Saya disuruh membacanya, lalu saya baca kemudian orang-orang itu mengatakan, sudahlah Sabran..kau pulang saja, tidak ada yang lebih daripada itu, saya menjawab; tidak mau pulang dari masjid ini. Orang tua tadi sekali mengedipkan mata langsung hilang entah kemana, alangkah malangnya nasib saya, kaki membawa saya pulang dan mundur ke belakang, saya pegang kaki kuat-kuat malah tetap saja membawa mundur ke belakang terus, apa boleh buat karena badan numpang di kaki, badanpun ikut mundur ke belakang sampai keluar dari masjid. Sampai di luar Nabi katakana, itulah kau sendiri, disuruh pulang kau tidak mau pulang, ini kau lihat kakimu bergerak sendiri, maka kata Nabi, gerak dan diam daripada Allah SWT. Manusia bergerak dan diam daripada Allah SWT maka bergeraklah engkau nanti dijalan Allah, diamlah engkau ! maka akan didiamkan Allah nanti. Karena itulah manusia semasa hidupnya gunakanlah gerak dan diam dijalan Allah, berjuanglah dijalan Allah, gunakan harta bendamu dijalan Allah, jadilah seorang islam tentara Allah memperjuangkan agama Allah SWT.
            Setelah itu mendapat hidayah melihat Ka‘bah. Saya perhatikan Ka‘bah  disudutnya ada lubang, itulah lubang Hajarul Aswad kata Nabi. Saya disuruh Nabi melihat kedalamnya, herannya didalam Hajar Aswad, ada diri saya sendiri. Nabi mengatakan, jangan kau ulangi perbuatan-perbuatanmu yang dahulu, inilah siksaannya, kata Nabi. Dulu saya suka minum-minuman keras, saya melihat setelah minum arak tuak itu perut saya seperti balon yang ditiup besar-besar sampai menyentuh tanah lalu pecah dan dari perut saya keluar ular. Ular itu badannya satu tetapi cabangnya banyak sekali, ular itu melilit tubuh saya dari kaki sampai ke leher. Herannya saya melihat perut saya tidak ada apa-apa. Saya tanyakan kepada Nabi. Itulah kata Nabi, jangan nanti setelah kau islam kau ulangi minum arak dan tuak (minuman keras), sampaikan dengan umatku orang islam inilah siksaannya kalau suka minum-minuman keras. Setelah itu Nabi mengatakan, “sampai disinilah saya mengantar kamu dan kamu harus pulang sendiri, saya tidak mengantarkan lagi,” saya mengatakan tidak berani pulang sendiri karena takut melewati kawah neraka jahanam. Karena orang-orang di tepi kawah neraka tidak ada yang dilemparkan melainkan masuk sendiri ke dalam kawah neraka itu.   
            Kata Nabi, jangan kau takut ! pulanglah sendiri sambil kau jalan ucapkanlah “ Laa ilaha illallah”, insyaAllah kau selamat, kata Nabi, dan saya diajak Nabi bersalaman. Beliau berpesan kepada saya di dalam hidayah, sampaikan dengan umatku orang islam, apa-apa yang kau lihat di dalam perjalanan ini dan ceritakan dengan orang yang mau mendengarnya, jangan kau sampaikan kepada orang yang tidak mau mendengarnya.
            Herannya waktu itu Nabi cepat menghilang, kalau tadinya saya berjalan tidak bisa melihat ke atas begitu Beliau tidak ada barulah leher saya bisa diangkat ke atas. Badannya tidak ada tetapi cahayanya yang masih mengikuti saya berjalan, ibarat bola listrik, bolanya tidak ada tetapi cahayanya tetap ada, begitulah keadaan Nabi kalau saya banding-bandingkan.
            Di dalam hidayah saya berjalan dengan mengucapkan Laa ilaha illallah Laa ilaha illallah. Jutaan orang yang disiksa di tengah padang banyak yang berdempet-dempet, orang-orang itu pada minggir semua karena takut mendengar saya mengucapkan Laa ilaha illallah…sampailah dekat dengan kawah neraka jahanam, saya perhatikan asap kawah sudah dekat, semakin keras saya mengucapkan Laa ilaha illallah…karena tidak ada orang yang dilemparkan melainkan melemparkan diri sendiri, begitu dekat sayapun mengucapkan Laa ilaha illallah dengan sekuat-kuatnya, saya lalu terkejut dan bangun sekitar jam satu malamyaitu malam minggu bulan mei tahun 1990. Orang-orang yang menjaga saya selama tiga hari tiga malam semua lari ketakutan dan berteriak “Sabran bangkit !, Sabran hantu !, mereka bilang lariii……..
Saya lalu duduk sambil mengucapkan Laa ilaha illallah, mamak mengatakan, kau kenapa nak…? Kau tidak ngantu ? saya menjawab, tidak mak ! sambil mengucapkan Laa ilaha illallah.. kau tidak bangkit..? saya menjawab, tidak mak ! sambil mengucapkan Laa ilaha illallah. Kenapa kau..bangkit tidak, hantu juga tidak, mengapa kau berkata lalah kelalah…..? kemudian saya minta air minum dengan mamak dan setelah minum, saya lalu bertanya kepada mamak, mengapa orang-orang lari semuanya, mamak bilang, kau tidak mangkit dan ngantu ? saya jawab, tidak mak !
            Akhirnya saya bercerita dengan mereka tentang hidayah yang saya lihat. Sekitar jam 02.00 malam, mereka mendengarkan cerita hidayah saya dan tidak ada yang berani duduk baik, semuanya duduk seperti orang mau lari, selesai cerita sampai jam 07.00 pagi. Mereka bertanya, bagaimana kamu…apakah masuk islam atau tidak. Saya bilang melihat keadaan penyakit kalau penyakit saya sembuh saya masuk islam. Rupanya penyakit saya semakin hari semakin membaik tanpa berobat. Herannya dulu..sebelum mendapat hidayah belakang saya membusuk karena kurang lebih satu tahun saya sakit dan pernah mau diusir sama tetangga karena bau yang sangat busuk. Setelah mendapat hidayah tujuh hari tujuh malam bau busuk berangsur hilang dan berubah menjadi bau wangi selama tujuh hari tujuh malam.
            Akhirnya saya memutuskan masuk islam karena penyakit saya semakin hari semakin membaik tanpa obat apapun. Lalu saya masuk islam di Desa PIASAK Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu KALBAR tepatnya pada tanggal 10 November 1990. Yang memasukkan saya islam bernama Bapak ARSYAD dan sekarang menjadi orang tua angkat saya, dan saya diberi nama Qamaruddin dalam nama islam.
            Setelah itu saya pindah ke Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu, di sana saya dibimbing oleh Bapak H.Imam Supangat, BA jabatannya sebagai Kepala Kantor Departemen Agama Kab. Kapuas Hulu. Dialah orang yang banyak membantu saya baik moral maupun spiritual. Dan waktu saya diundang ceramah tentang perjalanan rohani saya sehingga saya masuk islam, Pak Imam Supangat yang membiayai transportasi saya.   Bersambung ……..

Senin, 26 Agustus 2013

Gemar Sedekah, 19 Tahun Dikubur Jenazah Siti Masrinah Masih Utuh



Gemar Sedekah, 19 Tahun Dikubur Jenazah Siti Masrinah Masih Utuh
TUBAN (voa-islam.com) - Penggalian makam untuk perluasan masjid yang berada di area makam Syekh Asy'ari, Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban menggegerkan warga. Pasalnya, dalam penggalian area pemakaman itu ditemukan adanya satu jenazah yang digali masih dalam keadaan utuh, Sabtu (17/08/2013).
Jenazah yang masih utuh meski telah dimakamkan selama 19 tahun itu adalah almarhumah Siti Masrinah, yang meninggal pada tahun 1994 dengan usia saat itu 84 tahun. Almarhumah Masrinah merupakan warga Desa Penambangan, Kecamatan Semanding, yang dikuburkan di area makam Syekh Asy'ari atau yang dikenal dengan Sunan Bejagung.
Pada saat menggali makam Siti Masrimah itu, Munasir, penggali makam merasa kaget karena papan penutup jenazah masih kondisi utuh.
Meski mengetahui papan penutup jenazah masih utuh, Munasir bersama dengan tiga orang lain juru penggali kubur di tempat tersebut tetap meneruskan penggaliannya. Sehingga mengetahui bahwa kondisi kain kafan jenazah Siti Masrinah tidak mengalami kerusakan sama sekali.
"Tidak seperti jenazah yang lainnya, saat digali papannya masih utuh. Setelah saya lihat ternyata jenazahnya juga masih utuh bersama dengan kain kafannya," ujar Munasir (50), kepala penggali kubur di makam Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Tuban.
Keluarga mendiang Hj Siti Masrinah, pun angkat bicara. Mereka membeberkan kebiasaan almarhumah semasa hidupnya. Salah satunya adalah almarhum gemar membaca Al-quran dan berdzikir kepada Allah.
“Waktu itu penerangan tidak seperti sekarang, Ibu malam-malam suka baca Al quran menggunakan senter,” kata Kusnan Hariyadi (61), menantu mendiang.
Kusnan, yang merupakan suami dari anak ke 5 mendiang, yaitu Siti Sumini, menambahkan, selain gemar membaca Al quran, almarhum juga gemar berdzikir dan membaca shalawat. Disamping tidak pernah absen untuk melakukan shalat malam.
“Suka shalat malam juga,” ucap dia, menerangkan.
Siti Sumini sendiri mengatakan, ibunya saat hidup di dunia gemar sekali melakukan infaq maupun shodaqoh. Bahkan beberapa kali ibunya ditipu oleh orang yang menggarap lahan miliknya dengan cara bagi hasil, tapi selalu mengikhlaskannya.
“Ibu suka Shodaqoh saat hidup,” kata Siti Sumini, saat berada di kompleks Makam Sunan Bejagung Lor, Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
Cerita lain, semasa hidup mendiang terkenal sebagai orang yang pandai bergaul. Bahkan beberapa orang yang saat itu dianggap sebagai sampah masyarakat pun menghormati beliau. Bahkan selalu menurut apabila dinasehati mendiang.
“Orang yang katanya tidak benar sama ibu dulu juga manut mas,” tambahnya.
http://www.voa-islam.com/photos3/AbuMumtaz/Jenazah-Siti-Masrinah-masih-utuh.jpgKetua Takmir Masjid, Ahmad Sholikin, juga mengatakan hal senada. Saat itu ada 17 makam terpaksa direlokasi dalam rangka perluasan Masjid Bejagung Lor. Pembongkaran dibagi dalam dua tahap, pada Minggu kemarin, pihaknya membongkar sembilan makam, dan sisanya akan berlangsung hari ini.
“Di hari pertama itulah, ada satu jasad wanita yang sudah meninggal 19 tahun tapi masih utuh dan mengeluarkan bau harum,” ujar Ahmad. [Widad/dbs]